This is default featured slide 1 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured slide 2 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured slide 3 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured slide 4 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured slide 5 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

Minggu, 14 Agustus 2016

KembaliLah !!!

Berapa banyak yang membesar di kampus, tapi mengecil di masyarakat. Menjadi jagoan di kampus, menjadi sandera di masyarakat. Kampus itu tempat berlatih, masyarakat medan tempurnya. Jangan terbalik. Anda aktivis BEM? BPM? UKM? Pecinta Alam? Tanyakan pada dirimu: Jadi apa di masyarakat?

Ukuran kontribusi tidak selalu dimulai dari hal-hal besar. Tapi bisa jadi hal sederhana dan mendasar. Anda aktif di ROHIS? Senior di lembaga da'wah kampus? Tanyakanlah : Seberapa kenal dengan para jama'ah di mushola/masjid RT/RW?

Anda sekretaris BEM/BPM, Aktivis organisasi atau jagoan bikin event di kampus. Coba ingat-ingat : Pernahkah membuat proposal untuk acara RT/RW?

Punya follower di twitter? Yes. Bagaimana follower di masyarakat? , Banyak kenalan di kampus? Yes. Bagaimana dengan para tetangga ?

Jadi karyawan di perusahaan besar ? Jadi manager ? Senior manager ? Kalau di masyarakat jadi apa?

Bagus saat memimpin rapat? Baik saat berargumen? Jago presentasi? Yes. Tapi apa pernah mimipin rapat RT/RW.

Mari berjanji untuk lebih mengenal para tetangga. Lebih aktif di masyarakat. Lebih akrab. Lebih dekat dengan orang orang di sekitar kita.

Berjanjilah, jika kau adalah aktivis mahasiswa/karyawan perusahaan besar. Yang hanya pulang sebulan sekali atau pulang selalu larut malam. Jadikanlah keberadaanmu di rumah adalah cahaya bagi masyarakat. Sesampainya kau di rumah, keluarlah. Berbaurlah. Kunjungi keramaian. Tegur sapalah. Bertanyalah. Bergabunglah. Turut serta.

Kehadiran kita yang sesaat bisa jadi berharga bagi tetangga dan masyarakat. Kesertaanmu yang sebentar bisa jadi penuh makna bagi mereka.

Orang-orang besar, dimanapun tetap berperan besar. Orang-orang kecil, berperan hanya sewaktu-waktu. Orang luar biasa, turut serta, mengambil peran dan berkontribusi dalam situasi dan kondisi luar biasa.

Pengangguran yang sibuk dan peduli dengan tetangga lebih baik daripada trainer, motivator, penulis, jagoan twitter yg sibuk dengan diri sendiri.

Jangan salah, aktivis karang taruna lebih disayangi tetangga dibanding aktivis kampus.

Lulusan SD yang aktif di kegiatan masyarakatnya, lebih berarti dari lulusan sarjana yang hanya sibuk ikutan kompetisi karya tulis.

Mari, masih tersisa banyak waktu untuk KEMBALI PULANG ke masyarakat, ke rumah mu yang sesungguhnya. Saat kau melakukan itu, saat itu kita memahami makna dasar kepemimpinan. Semua bermula dari sini, dari titik terkecil.
(Dea Tantyo)

Sumber : grubWA

Selasa, 02 Agustus 2016

13 Pasal Harus Di Pahami Mahasiswa

13 Pasal yang harus benar-benar dipahami oleh setiap mahasiswa

Kamu mungkin seorang mahasiswa baru, atau justru mahasiswa lama. Tapi, mau baru atau lama, selama kita masih berstatus mahasiswa ada banyak hal yang benar-benar harus kita pahami. Hal-hal itu, katakanlah, semacam pasal-pasal. Pasal yang seyogyanya kita jadikan acuan, bahwa berkuliah itu tidak bisa asal jadi, bahwa...

...kuliah harus dengan strategi. Harus dengan perencanaan. Karena berperang tanpa perencanaan adalah menyerahkan diri dengan cuma-cuma.

Maka, agar kuliah kita bisa lancar dan jaya, berikut ada 13 pasal yang, barangkali, bisa kita renungkan bersama.

#1 IPK bukan segalanya

Teman, sengaja kami jadikan ini sebagai poin pertama, karena nyatanya banyak teman-teman kita mahasiswa yang begitu memuja-muja IPK. Memang sih, IPK menjadi salah satu faktor untuk menentukan bagaimana kelulusan seorang mahasiwa, tapi faktor penentu kesuksesanmu di masa depan bukan cuma satu.

Ada hal-hal lain yang juga menjadi penentu kesuksesan itu.

Karenanya, jangan semata-mata fokus pada IPK, apalagi hingga menghalalkan segala cara untuk mendapatkannya.

IPK tinggi itu penting, tapi kamu tidak bisa berharap pada IPK yang tinggi semata karena untuk menjadi seorang yang sukses yang dilihat bukan intelektual semata, tapi juga emosional dan spiritual. Plus skill atau kemampuan spesifik lain yang kamu punya.

#2 Raihlah hasil terbaik selagi semuanya masih mudah

Jika kamu mahasiswa baru, semuanya belumlah terlambat. Perkuliahan itu seperti sebuah tanjakan, semuanya selalu mudah di permulaan. Maka, selagi kamu masih di garis start, berupayalah mendapatkan hasil belajar/nilai sebaik mungkin. Karena, percayalah semakin lama tantangan yang kamu hadapi akan semakin susah.

Baik pada materi kuliahnya sampai tetek-bengek lainnya.

#3 Dosen, asisten dan senior tidak untuk ditakuti tapi dihormati

Ada banyak mahasiswa yang takut sama dosen, asisten ataupun senior. Padahal memelihara rasa “takut” ini hanya merugikan diri sendiri.

Ada dosen yang terbuka untuk diajak diskusi oleh mahasiswa terkait mata kuliahnya, tapi karena rasa takutnya para mahasiswa tidak pernah mau bertanya.

Ada asisten labor/dosen yang memiliki pengetahuan yang luas, tapi karena rasa takutnya para mahasiswa tidak pernah mencoba mengorek itu.

Ada senior yang aset perkuliahannya banyak, bahan-bahan kuliah sampai buku-buku, tapi karena rasa takutnya para junior tidak pernah menghubungi dan meminta bantuan.

Dosen, asisten dan senior ada tidak untuk ditakuti, tapi cukup untuk dihormati dan disegani. Dan jika kamu mau dan berani, ada banyak manfaat yang bisa kamu dapatkan dari mereka-mereka ini.

#4 Teman adalah aset yang paling berharga

Mungkin kamu adalah orang yang sedikit susah untuk bergaul, tapi mau bagaimanapun carilah setidaknya satu atau dua teman dekat ketika kuliah. Kenapa? Karena kuliah tidaklah sama dengan sekolah, semuanya jauh berbeda.

Di sekolah dulu kamu sering diingatkan oleh guru-guru tentang ini dan itu, tapi di kampus tidak. Terkadang dosen hanya memberi pengumuman pada satu orang, satu orang inilah yang kemudian membagikan informasi kepada yang lainnya.

Bayangkan, jika kamu tidak punya teman yang akan berbagi informasi, bisa dipastikan kamu akan ketinggalan kereta. Dan bisa-bisa, kamu akan kesusahan mengejar temanmu yang lain nantinya.

#5 Anda adalah pribadi yang sudah dewasa

Satu atau dua dosen kerap berkata “anda semua ini sudah dewasa,...”, karena kedewasaan itulah kenapa oleh dosen kamu tidak dipanggil “kamu” melainkan “anda” atau “saudara”. (Nah, karena anda telah dewasa, setelah ini kamu sengaja mengganti sapaan “kamu” menjadi “anda, hehe)

Karena anda telah dewasa, maka segala sesuatu berhak untuk anda putuskan sendiri. Anda tidak mengerjakan tugas atau masuk kelas? Ya sudah. Anda mau apapun itu hak anda. Tapi, karena anda telah dewasa, anda harus menanggung segala resiko atas segala sesuatu yang telah anda putuskan sendiri.

#6 Jangan tamat sebelum anda menghasilkan sebuah karya

Sebenarnya kampus itu adalah inkubator pemimpin-pemimpin handal. Bukankah mahasiswa itu adalah iron stock? Adalah agent of change? Tapi label-label tadi belum akan terbukti jika anda belum bisa menghasilkan karya apapun.

Lalu, karya seperti apa yang bisa dihasilkan?

Bisa seperti prestasi dalam perlombaan, karya tulis dari pemikiran anda sendiri. Seminimal-minimalnya adalah skripsi yang anda kerjakan dengan usaha sungguh-sungguh dari diri sendiri.

#7 Apapun kesibukanmu, kuliah harus jadi prioritas utama

Anda barangkali adalah aktivis kampus, mahasiswa wirausaha atau apapun, tapi status anda tetap sebagai seorang mahasiswa. Tujuan utama seorang mahasiswa di kampus tetaplah sama, menyelesaikan pendidikannya dan memperoleh ijazah. So, kuliah harus tetap jadi prioritas utama mau sesibuk apapun anda di luar itu.

#8 Biaya kuliah itu tidak murah, jangan pernah berpikir untuk berleha-leha

Nyatanya biaya kuliah itu tidak murah, tapi mahal. Tidak semua orang bisa berkuliah karena mahalnya biaya itu. Sehingga, di pundak setiap mahasiswa terdapat sebuah beban tak kasat mata bahwa mereka harus kuliah dengan serius, alias tidak berleha-leha.

Terutama bagi anda yang dapat subsidi biaya atau dapat beasiswa, tuntutan anda jauh lebih besar daripada yang biaya pribadi. Kenapa? Karena anda dibiayai dengan uang rakyat, kuliah anda sekarang adalah amat lebih dari 200 juta penduduk Indonesia!

Terlebih bagi mahasiswa yang keluarganya bukan dari keluarga berada, ingat-ingatlah perjuangan ayah dan ibu kita di rumah agar kita bisa berkuliah dengan sebenar-benar berkuliah.

#9 Ijazah hanya secarik kertas, jangan kuliah semata-mata untuk bekerja

Sebenarnya hal ini tidak sepenuhnya salah, tapi jika kita bisa melakukan hal yang lebih daripada itu, itu jauh lebih baik. Bahwa, kebanyakan dari kita berkuliah adalah untuk bekerja.

Ijazah yang kita dapatkan kemudian kita gunakan untuk melamar pekerjaan itu bagus, tapi jauh lebih bagus jika digunakan untuk membuka pekerjaan itu sendiri,...alias membuka lapangan kerja.

Tentu hal ini tidak mudah. Ada banyak persiapan untuk mencapainya. Tapi, waktu 3-4 tahun di kampus adalah waktu yang cukup untuk mempersiapkan semua itu.

#10 Berusahalah mengimbangi hard skill dengan soft skill

Apa yang kita pelajari di kelas adalah bagian dari hard skill. Kemampuan ini penting, tapi ia tidak bisa menjamin anda akan sukses di dunia kerja nanti.

Taruhlah IPK anda maksimal alias 4,00 dan anda diterima di pekerjaan yang bonafit, pertanyaannya adalah: apakah seorang yang IPK-nya tinggi dijamin pintar dalam sosialisasi?

Konon, nantinya anda tidak bekerja sendiri-sendiri. Itulah kenapa di banyak lowongan pekerjaan selalu ditampilkan satu syarat penting lain selain IPK yang mencukupi. Syarat itu adalah:

Mampu bekerja dalam tim.

Itu tidak bisa anda dapatkan jika hanya mengandalkan IPK yang datang dari kemampuan akademis atau hard skill saja.

#11 Tetaplah low profile baik saat kuliah bahkan setelah kamu menyelesaikannya

Apapun jurusan kuliah anda, tetaplah berusaha menjadi pribadi yang rendah hati. Pun ketika anda telah berhasil menyelesaikan kuliah dan mendapatkan gelar, mau seperti apapun tetaplah menjadi pribadi rendah hati. Amalkanlah ilmu padi,

Semakin berisi, semakin merunduk.

#12 JANGAN KULIAH KALAU TIDAK SUKSES!

Hmm,.. katakanlah ini sebuah peringatan keras, saking kerasnya sampai CAPSLOCK jebol dan dibarengi tanda seru (!).

Sukses di sini bukan semata-mata sukses secara karir, tapi juga sukses merubah cara pandang anda. Satu perbedaan orang yang kuliah dengan yang tidak adalah pola pikir dan cara pandangnya.

Contohnya begini,

Penjual cendol, tidak kuliah bahkan cuma tamat SMP. Berjualan cendol setiap hari dengan keuntungan bersih 100ribu perhari, kalau sebulan tiga juta.

Sarjana, telah tamat kuliah. Karyawan di sebuah perusahaan dengan gaji 3 juta perbulan.

Kedua orang di atas memiliki gaji yang sama. Maka, sekilas si Sarjana terkesan sia-sia kuliah, toh gajinya sama saja dengan yang cuma tamat SMP dan berjualan cendol tadi. Tapi apakah benar seperti itu?

Jika anda berpikiran seperti di atas, berarti waktu yang anda habiskan untuk kuliah hingga hari ini belum membuat anda sukses. Karena kesuksesan pertama seorang mahasiswa adalah saat ia sudah bisa berpikir di luar orang-orang kebanyakan. Thinking out of the box!

Penjual cendol dan karyawan di contoh kita di atas memang punya gaji yang sama. Tapi bagaimana jika nanti mereka kehilangan pekerjaan mereka saat ini dan harus memikirkan pekerjaan yang lain. Menurut anda mana di antara keduanya yang lebih siap dan lebih cepat untuk bangkit kembali?

#13 Ingatlah asal-usulmu, agar kamu tidak kehilangan jati diri

Pasal terakhir, ingatlah asal-usulmu. Di manapun anda berkuliah. Siapapun teman-teman anda. Anda harus ingat dari mana anda berasal. Bumi boleh dipijak, langit boleh dijunjung tapi jati diri tidak boleh ditanggalkan.

Saat anda berkuliah di luar daerah, ingatlah anda anak-anak daerah.

Saat anda berkuliah di luar negeri, ingatlah tanah air sendiri.

Jika perkuliahan itu telah selesai dan anda telah memiliki banyak bekal, kembalilah pulang ke negeri sendiri. Jangan besarkan negeri orang, besarkanlah negeri sendiri.

Ingat keluarga, agama nusa dan bangsa. Di manapun anda berada, jangan pernah pura-pura lupa dengan semua itu.

Dan, semoga kelak kita bisa menjadi seseorang yang memberi manfaat bagi keluarga, agama, nusa dan bangsa.

Sumber : www.pelajar.me
Gambar : kampusundip.com